Senin, 07 Maret 2011

Dinasti Xià

Dinasti Xià merupakan dinasti pertama yang tercatat dalam buku sejarah Cina. Catatan sejarah paling awal ditemukan dalam buku sejarah Shàngshū yang mengatakan bahwa Dinasti Xià memiliki puluhan ribu negara upeti, sehingga secara umum menganggap Dinasti Xià adalah sebuah negara yang terbentuk dari gabungan berbagai suku bangsa, dan para sejarawan dari aliran ajaran Marxisme di Cina daratan menetapkan Dinasti Xià sebagai sebuah negara budak.
Menurut catatan buku sejarah, Dinasti Xià adalah negara yang didirikan oleh putra dari Yǔ yaitu Qǐ. Yǔ mewariskan singgasana kepada anaknya Qǐ, yang menganti cara terdahulu, Chánràngzhìdù (mewariskan singgasana kepada orang bijaksana atau yang berkemampuan - Bahasa Inggris menjadi Shìxízhì (mewariskan singgasana dari ayah kepada anak atau kepada orang yang mempunyai hubungan darah atau keluarga dekat. Dinasti Xià secara keseluruhan diwariskan sebanyak 13 generasi, 16 raja (atau 14 generasi, 17 raja, tergantung perbedaan pendapat tentang Yǔ dianggap sebagai raja Dinasti Xià atau pemimpin gabungan suku), sekitar 400 tahun, yang kemudian dimusnahkan oleh Dinasti Shang.
Xià dalam Literatur
Menurut cataran literatur kuno Cina, sebelum berdirinya Dinasti Xià, sering terjadi perang untuk memperebutkan kekuasaan sebagai pemimpin dari gabungan suku antara suku Xià dengan suku-suku di sekitarnya. Suku Xià mulai berkembang sekitar zaman Kaisar Zhuanxu pada zaman legenda Cina kuno. Banyak catatan literatur Cina kuno mencatat keberadaan suku Xià pada masa Kaisar Zhuānxù. Di antaranya Shiji, Xiàběnjì dan Dàdàilǐjì Dìxì mengatakan Yǔ adalah cucu dari Zhuānxù, tetapi ada catatan literatur lain yang mengatakan Yǔ adalah cucu generasi ke-5 dari Zhuānxù. Dari catatan-catatan literatur tersebut menunjukkan bahwa suku Xià kemungkinan besar adalah salah satu dari keturunan Zhuānxù.
Pertengahan Periode
Putra Shǎokāng, Zhù mengantikan kedudukan raja. Ia mengerti ketidak puasan suku Yí di timur terhadap Dinasti Xià, untuk memperkokoh kekuasaan di timur, ia memindahkan ibukota dari Yuán (sekarang Jǐyuán, provinsi Hénán) ke Lǎoqiū (sekarang utara dari Kāifēngxiàn, provinsi Hénán). Ia berkonsentrasi mengembangkan peralatan perang dan perlengkapan prajurit. Ia juga mengutus orang untuk menyerang suku Yí di daerah pesisir pantai timur (sekarang bagian barat provinsi Shāndōng, bagian timur provinsi Ānhuī dan sekitar provinsi Jiāngsū). Pada waktu itu, ia juga mendapatkan barang keramat, Jiǔwěihú (serigala sembilan ekor - Jepang: Bijuu). Wilayah Dinasti Xià juga pada masa pemerintahan Zhù meluas sampai kedaerah pesisir Dōnghǎi (sekarang Huánghǎi). Selama masa pemerintahan Zhù, boleh dikatakan merupakan masa paling makmur dan maju dari Dinasti Xià. Orang Xià juga sangat menghargai dan menghormati Zhù. Menurut catatan Guóyǔ Lǔyǔ menganggap Zhù secara keseluruhan mewarisi karier dari Yǔ.
Pada masa pemerintahan putra dari Zhù, Huái, suku Dōngyí dan suku Huáxià hidup dalam damai. Sembilan suku Yí (Jiǔyí): Quǎnyí, Yúyí, Fāngyí, Huángyí, Báiyí, Chìyí, Xuányí, Fēngyí, dan Yángyí yang tinggal di daerah perairan Huáihé (Sungai Huai) dan Sìshuǐ sering datang menyembah dan menyerahkan upeti. Setelah Huái meninggal, digantikan oleh putranya Máng. Setelah Máng meninggal, digantikan oleh putranya Xiè. Selama periode ini, hubungan antara suku Dōngyí dan suku Huáxià terus berkembang. Pada masa pemerintahan Xiè, suku Dōngyí pada umumnya sudah membaur dengan suku Huáxià, maka ia mengalihkan perhatiannya ke barat. Dan pada waktu itu, ia mulai melakukan anugerah tempat dan gelar kepada negara-negara upeti. Dan ini merupakan permulaan dari Zhūhóuzhì (sistem feodal) Cina beberapa abad kemudian. Setelah Xiè meninggal, putranya Bùjiàng mengantikan. Bùjiàng sempat beberapa kali memimpin pasukannya menyerang Jiǔyuàn di barat.
Akhir Periode
Setelah Bùjiàng meninggal, adiknya Jiōng mengantikannya. Setelah Jiōng meninggal, putranya Jìn mengantikannya. Jìn naik takhta tidak lama, meninggal karena sakit, kemenakannya, putra dari Bùjiàng, Kǒngjiǎ yang naik takhta. Ia merubah tradisi Dinasti Xià yang sembahyang terhadap leluhur, mulai menitik-beratkan sembahyang kepada langit. Dalam Shǐjì Xiàběnjì dikatakan Kǒngjiǎ adalah seorang yang Hàofāngguǐshén (suka meniru dewa dan hantu), Shìyínluàn (urusan negara menjadi kacau). Banyak suku dan negara upeti mulai tidak puas dengan pemerintahan Dinasti Xià, tetapi hubungan antara suku Dōngyí dan suku Huáxià masih baik. Ini mungkin karena pembauran antara suku Dōngyí dan suku Huáxià udah sangat tinggi. Setelah Kǒngjiǎ meninggal, digantikan oleh putranya Gāo. Setelah Gāo meninggal, digantikan oleh putranya Fā. Pada periode ini, hubungan antara Dinasti Xià dengan suku dan negara upetinya memburuk, keributan dalam istana kerajaan juga semakin parah. Mulai dari masa pemerintahan Kǒngjiǎ sampai Lǚgǔi (Xià Jié), gejolak dalam kerajaan sendiri tidak pernah berhenti.

Dinasti Shāng (1600—1046 SM) adalah dinasti yang mengantikan Dinasti Xià dalam sejarah Cina. Sekitar tahun 1600 SM, Dinasti Shāng didirikan oleh pemimpin suku Shāng, Tāng setelah memusnahkan Dinasti Xià. Dinasti Shāng melewati masa pemerintahan sebanyak 17 generasi, 31 raja. Berkuasa selama 500-an tahun, sampai 20 Januari 1046 SM ditaklukkan oleh Zhōu Wǔwáng.
Ringkasan Sejarah
Akhir dari pemerintahan Dinasti Xià, kekacauan dalam pemerintahan Dinasti Xià sendiri tidak pernah terkendali, ganguan dan serangan dari luar juga tidak pernah berhenti, setelah naik takhta, Jié juga tidak berusaha mengubah kondisi, malahan semakin lalim dan kejam, sehingga para bangsawan akhirnya mulai memberontak. Pada sekitar tahun 1600 SM, pemimpin dari suku Shāng, Tāng bergabung dengan suku bangsa lainnya mengulingkan Dinasti Xià, dan mendirikan Dinasti Shāng. Pada awalnya suku Shāng beribukota di Bò (sekarang Shāngqiū Propinsi Hénán), setelah mengalahkan Dinasti Xià, memindahkan ibukota ke barat dan tetap disebut dengan nama Bò (sekarang Yǎnshī Propinsi Hénán ).
Setelah naik takhta, Tāng memerintah dengan bijaksana terhadap rakyatnya, dengan bantuan dari menteri-menteri berbakat seperti Yīyǐn dan Zhòngyuán, negara semakin kuat dan makmur. Setelah Tāng meninggal, oleh karena putra sulungnya Dàdīng mati muda, maka singgasana diwariskan kepada adik Dàdīng, Wàibǐng; setelah Wàibǐng meninggal, digantikan oleh adiknya Zhòngrén; dan setelah Zhòngrén meninggal, singgasana diwariskan kembali kepada putra dari Dàdīng, Tàijiǎ . Tahun ketiga pemerintahan Tàijiǎ , oleh karena memerintah dengan tidak benar dan tidak bermoral, Tàijiǎ diasingkan oleh Yīyǐn ke istana Tónggōng . Setelah tiga tahun tinggal di istana Tónggōng, Tàijiǎ merasa sangat menyesal, sehingga akhirnya Yīyǐn menjemput dan menyerahkan kembali kekuasaan kepadanya.
Pada mulanya, Dinasti Shāng beberapa kali memindahkan ibukota-nya, sampai terakhir pada masa pemerintahan Pángēng , menetapkan ibukota di Yīn (sekarang Ānyáng Propinsi Hénán), sehingga Dinasti Shāng sering juga disebut sebagai Dinasti Yīn. Setelah Pángēng memindahkan ibukota ke Yīn , ekonomi masyarakat Dinasti Shāng mengalami perkembangan lebih maju lagi. Sampai kemudian masa pemerintahan Wǔdīng , Dinasti Shāng melakukan banyak serangan ekpansi, menaklukkan banyak negara kecil disekitarnya, memperluas wilayah teritorialnya, sehingga Dinasti Shāng mencapai puncak kejayaannya.
Mandat langit
Sesuai tradisi feodal Cina, para penguasa Zhou mengantikan Dinasti Shang (Yin) dan mengesahkan aturan yang menetapkan mereka sebagai mandat langit, dimana para penguasa memerintah atas mandat dari langit. Bila mandat dari langit dicabut, rakyat berhak menggulingkan penguasa tadi. Perintah langit ditetapkan oleh asumsi nenek moyang Zhou, Tian-Huang-Shangdi, berada di atas nenek moyang Shang, Shangdi. Doktrin ini menjelaskan dan membenarkan kekalahan Dinasti Xia dan Shang, dan pada waktu yang sama mendukung hak kekuasaan para penguasa sekarang dan masa depan.
Bangsawan keluarga Ji
Dinasti Zhou didirikan oleh keluarga Ji beribukota di Hao, sekarang di sekitar Xi'an), meneruskan corak budaya dan bahasa dari dinasti sebelumnya, ekspansi Zhou pada awalnya adalah melalui penaklukan. Secara berangsur-angsur Zhou memperluas budaya Shang sampai ke wilayah utara Sungai Panjang.
Pada awalnya keluarga Ji mengendalikan negara Zhou secara terpusat. Di tahun 771 SM, setelah Raja You menggantikan ratunya dengan Selir Baosi, ibukota diserang oleh kekuatan gabungan dari ayah ratu, pangeran Shen yang bersekutu dengan suku-suku asing. Kemudian, putra sang ratu, Ji Yijiu dinaikkan menduduki tahta sebagai raja baru oleh para bangsawan dari negara Zheng, Lü, Qin dan pangeran Shen. Ibukota negara kemudian terpaksa dipindahkan ke sebelah timur di tahun 722 SM, tepatnya ke Luoyang di propinsi Henan sekarang.
Kemunduran
Setelah perpecahan di pusat kekuasaan, pemerintah Zhou makin lemah dalam menjalankan pemerintahan. Setelah Raja Ping , raja-raja Zhou yang kemudian berkuasa tidak memiliki kekuasaan yang nyata karena kekuasaan sebenarnya ada di tangan para bangsawan yang kuat. Mendekati penghujung Dinasti Zhou, para bangsawan tidak meletakkan lagi eksistensi keluarga Ji sebagai simbol pemersatu kerajaan dan masing-masing mengangkat diri mereka sendiri sebagai raja. Dinasti Zhou pecah menjadi beberapa negara kecil-kecil yang bertempur satu sama lainnya. Zaman ini kemudian terkenal sebagai Zaman Negara-negara Berperang, di mana kemudian diakhiri dengan penyatuan Cina di bawah Dinasti Qin.
Dinasti Qin (221 SM - 206 SM) adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti Qin terkenal sebagai dinasti yang pendek umurnya, namun meletakkan dasar-dasar kekaisaran yang kemudian akan diteruskan selama 2000 tahun oleh dinasti-dinasti setelahnya. Dinasti ini juga adalah dinasti pertama yang mempersatukan suku bangsa beragam di Cina ke dalam entitas tunggal nasional Cina.
Penghujung Dinasti Zhou
Dinasti Qin berawal dari kerajaan Qin yang dikuasai bangsawan bermarga Ying di masa Dinasti Zhou. Leluhur marga Ying, Bo Yi diceritakan pernah berjasa membantu Yu untuk meredakan banjir. Untuk itu, Kaisar Shun kemudian menganugrahkan marga Ying kepada Bo Yi.
Salah satu keturunan Bo Yi kemudian mengabdi kepada Raja Xiao dari Dinasti Zhou. Berjasa untuk memelihara kuda kerajaan, Raja Xiao lalu memberikan wilayah di Lembah Qin (sekarang di sekitar Tianshui, Gansu) untuk keturunan Bo Yi tadi. Dari sinilah kerajaan Qin bermula.
Tahun 770 SM, Xiang dari Qin berjasa di dalam mengawal Raja Ping dari Dinasti Zhou dan mendapat gelar bangsawan. Kerajaan Qin terbentuk dan kemudian menguasai wilayah Dinasti Zhou di sekitar Shaanxi. Masa ini disebut sebagai Zaman Negara-negara Berperang karena puluhan negara besar-kecil saling bermusuhan dan kerap berperang untuk merebut wilayah dan pengaruh kekuasaan. Tahun 221 SM, Raja Yingzheng (yang kemudian dikenal sebagai Qín Shǐ Huáng atau Qin Shihuang) dari Qin melakukan agresi militer terhadap kerajaan lainnya di Dinasti Zhou dan mempersatukan Cina di bawah satu pemerintahan terpusat.
Runtuhnya Dinasti Qin
Sepeninggal Qin Shihuang, Zhao Gao berkomplot bersama Hu Hai dan Li Si memalsukan surat wasiat Qin Shihuang untuk mewariskan tahta kepada Hu Hai serta memerintahkan eksekusi mati atas anak sulungnya, Fu Su. Hu Hai lalu naik tahta dengan gelar Kaisar Qin Kedua.
Hu Hai sendiri adalah seorang kaisar yang lalim dan tidak cakap. Ini menyebabkan ia tak dapat menahan pemberontakan di daerah-daerah. Bulan Juli 209 SM, 2 pejabat kekaisaran, Chen Sheng dan Wu Guang memberontak. Pemberontakan besar-besaran kemudian dipimpin oleh Xiang Yu dan Liu Bang. Setelah Dinasti Qin runtuh, peperangan pecah antara Liu Bang dan Xiang Yu yang kemudian dimenangkan oleh Liu Bang dan mendirikan Dinasti Han yang akan berkuasa selama 400 tahun.
Dinasti Qin(221 SM - 206 SM) adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti Qin terkenal sebagai dinasti yang pendek umurnya, namun meletakkan dasar-dasar kekaisaran yang kemudian akan diteruskan selama 2000 tahun oleh dinasti-dinasti setelahnya. Dinasti ini juga adalah dinasti pertama yang mempersatukan suku bangsa beragam di Cina ke dalam entitas tunggal nasional Cina.
Dinasti Han(206 SM - 220) adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti ini adalah yang meletakkan dasar-dasar nasionalitas Cina mewarisi penyatuan Cina dari dinasti sebelumnya, Dinasti Qin. Dinasti Han sendiri didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memenangkan perang saudara dengan saingannya, Xiang Yu. Dinasti Han merupakan salah satu dinasti terkuat di Cina, dan karena pengaruhnya yang besar, etnis-etnis mayoritas di Cina sekarang ini menyebut mereka orang Han (biarpun mungkin nenek moyang mereka bukan dari etnis Han). sunting] Kronologi Kaisar
Ada 13 kaisar yang memimpin Dinasti Han Barat (206 SM - 8) dan 13 kaisar memimpin Dinasti Han Timur (23 - 220). Antara tahun 8 sampai dengan tahun 23 ada sebuah Dinasti Xin yang menjadi batas daripada Dinasti Han Barat dan Timur. (belum selesai)
Wilayah
Setelah mengalahkan negeri Chu, kemudian Liu Bang menggabungkan negeri-negeri lain di Cina dan mendirikan dinasti Han.
Struktur Pemerintahan
Pada awalnya, Liu Bang (kaisar Gao) membagi negara menjadi beberapa negara bagian feodal dengan maksud untuk memuaskan para pemimpin negeri yang bergabung dengannya saat perang Chu-Han, walaupun dia berencana akan menyingkirkan mereka setelah Liu Bang menggabungkan dan mengkonsolidir pasukannya menjadi kekuatan penuh.
Sosial Budaya dan Agama
Pada masa dinasti Han, ajaran Konfusius dan Taoisme berkembang pesat.
Hubungan Luar Negeri
Dinasti Han melakukan perdagangan dan meluaskan budayanya ke negara Korea, Mongolia, Vietnam, dan Asia Tengah.
Tokoh-tokoh Terkenal
Liu Bang = pendiri dinasti Han dan kaisar pertama dinasti Han Barat Liu Xiu = seorang anggota kerajaan Liu yang berhasil menggulingkan dinasti Xin, dan mendirikan kembali dinasti Han (atau yang dikenal dengan Han Timur)
Wang Mang = pemberontak yang pada akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan dinasti Han Barat, karena menganggap keluarga kerajaan Liu sudah tidak mempunyai kuasa mandat langit lagi.
Australia
Australia ialah sebuah negara di Hemisfera Selatan yang terdiri daripada tanah besar yang merupakan benua yang terkecil di dunia, dan sebilangan pulau di Lautan Selatan, Hindi, dan Pasifik. Negara-negara jirannya termasuk Indonesia, Timor Leste dan Papua New Guinea di utara, Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan New Caledonia (wilayah tanggungan Perancis) di timur laut, serta New Zealand di tenggara.
Tanah besar Australia telah dihuni sejak 60,000 tahun lagi oleh orang-orang asli Australia. Setelah lawatan sekali-sekala oleh nelayan-nelayan dari utara serta para penjelajah dan pedagang dari Eropah, namun mulai daripada abad ke-17, sebelah timur tanah besar ini dituntut oleh pihak British pada tahun 1770, dan New South Wales dijadikan sebuah tanah jajahan untuk hukuman secara rasmi pada 26 Januari 1788. Apabila jumlah penduduk bertumbuh dan kawasan-kawasan baru dijelajahi, lagi lima buah kawasan yang lebih merupai Tanah Jajahan penguasaan diri ditubuhkan berturut-turut pada sepanjang abad ke-19.
Pada 1 Januari 1901, enam buah tanah jajahan bergabung menjadi sebuah persekutuan, dan Komanwel Australia dibentuk. Sejak masa itu, Australia telah mengekalkan sistem politik demokratik liberal yang stabil dan tetap merupakan sebahagian Alam Komanwel. Ibu negaranya, Canberra, terletak di Wilayah Ibu Kota Australia. Jumlah penduduk negara yang kini di sekitar 20.6 juta orang tertumpu khususnya di bandaraya-bandarya tepi pantai seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, dan Perth.
Asal usul nama
Nama 'Australia' berasal daripada perkataan bahasa Latin, australis, yang bermaksud di selatan. Legenda tentang "sebuah tanah yang tidak dikenali di selatan" (terra australis incognita) telah diceritakan sejak zaman orang Rom lagi, dan benua ini wujud dalam geografi zaman pertengahan, tetapi tidak mendasarkan pengetahuan sebenar. Bentuk kata sifat Belanda, Australische, telah digunakan seawal 1638 lagi oleh pegawai-pegawai Belanda di Batavia untuk merujuk kepada sebuah tanah di selatan yang baru ditemui. Penggunaan pertama perkataan "Australia" dalam bahasa Inggeris ialah sebuah terjemahan 1693 untuk Les Aventures de Jacques Sadeur dans la Découverte et le Voyage de la Terre Australe, sebuah novel Perancis yang ditulis pada tahun 1692 oleh Gabriel de Foigny di bawah nama pena Jacques Sadeur. [6]
Alexander Dalrymple kemudian menggunakan perkataan ini dalam karyanya, Himpunan Sejarah Perjalanan-perjalanan dan Penemuan-Penemuan di Lautan Pasifik Selatan, untuk merujuk kepada seluruh kawasan Pasifik Selatan. Pada tahun 1793, George Shaw dan Sir James Smith menerbitkan Zoologi dan Botani Holland Baru. Dalam karya itu, mereka menulis tentang sebuah "pulau yang luas terbentang, atau lebih merupai benua, yang dinamakan Australia, Australasia, atau Holland Baru."
Nama "Australia" dipopularkan oleh karya, Perjalanan ke Terra Australis, yang ditulis oleh ahli pelayaran, Matthew Flinders, pada tahun 1814. Beliau merupakan orang pertama yang dicatat untuk belayar mengelilingi Australia. Walau judul bukunya yang membayangkan pandangan Admiralti British, Flinders menggunakan perkataan "Australia" dalam bukunya yang dibaca secara meluas dan istilah itu semakin tersebar luas. Gabenor Lachlan Macquarie dari New South Wales kemudian menggunakan perkataan ini dalam perutusan-perutusan rasminya ke England. Beliau menyesyorkan nama ini diterimaguna secara rasmi pada tahun 1817. Pada tahun 1824, Admiralti British bersetuju bahawa benua itu harus dikenali sebagai "Australia" secara rasmi.
Sejarah
Tarikh kediaman manusia pertama di Australia dianggarkan antara 42,000 dan 48,000 tahun dahulu. [7] Penduduk-penduduk Australia pertama adalah nenek moyang Orang Asli Australia kini; mereka tiba melalui jambatan tanah dan lintasan laut pendek dari benua Asia Tenggara kini. Kebanyakan daripada penduduk-penduduk ini adalah pemburu-pemungut, dengan budaya lisan yang rumit serta nilai-nilai kerohanian yang berdasarkan rasa hormat kepada tanah dan kepercayaan dalam Masa Mimpi. Penduduk-penduduk Selat Torres yang tergolong dalam etnik Melanesia, mendiami di Kepulauan Selat Torres dan bahagian-bahagian di jauh utara Queensland; amalan-amalan kebudayaan mereka berbeza daripada amalan-amalan orang asli.
Rekod pertama yang tidak dipertikaikan tentang penemuan tanah besar Australia oleh orang Eropah adalah penemuan yang dibuat oleh ahli pelayaran Belanda, Willem Janszoon, yang menemui pantai Semenanjung Tanjung York pada tahun 1606. Semasa abad ke-17, orang-orang Belanda mencartakan garis-garis pinggir laut barat dan utara bagi apa yang dipanggil oleh mereka sebagai Holland Baru, tetapi mereka tidak mencuba mengasaskan sebarang penempatan. Pada tahun 1770, James Cook belayar di sepanjang pantai timur Australia dan memetakan garis pinggir pantai itu. Beliau menamakan tanah itu New South Wales dan menuntutnya untuk Britain. Penemuan-penemuan ekspedisi mendorong penubuhan tanah jajahan untuk hukuman di sana.